Terima kasih telah mengunjungi blog ini

Minggu, 04 November 2012

Laporan Nutrisi Ikan


I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Budidaya ikan air tawar adalah salah satu usaha untuk meningkatkan produksi perikanan. Dengan adanya budidaya ikan, diharapkan dapat menambah pendapatan masyarakat khususnya petani ikan, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan devisa negara dan dapat memenuhi permintaan masyarakat akan ikan.
            Salah satu jenis ikan air tawar introduksi yang berpeluang untuk dikembangkan adalah ikan nila gift (Oreochromis niloticus Linn). Ikan ini terkenal sebagai ikan yang sangat tahan terhadap perubahan lingkungan hidup.
Menurut Mudjiman (2006), Makanan merupakan faktor kunci yang sangat menentukan dalam keberhasilan memelihara ikan secara umum.  Kebutuhan makan ikan berkisar antara 5–10 % dari bobot badannya perhari, frekuensi pemberian pakannya berkisar antara 2–5 kali dalam sehari semalam tergantung ukuran dan jenis ikan yang kita pelihara, sedangkan prosentase protein pada pakannya berkisar antara 27–35 %.  Pengaturan pemberian pakan penting dilakukan agar makanan yang telah kita berikan sempurna dalam proses pencernaannya, ini dimaksudkan agar makanan yang kita berikan terserap secara maksimal.
Untuk menekan biaya produksi para petani dapat meramu dan membuat sendiri pakan buatan yang bahan bakunya relatif mudah didapat dalam jumlah yang cukup banyak, serta harganya murah karena bahan baku yang digunakan berupa limbah pertanian dan perikanan yang bukan merupakan bahan konsumsi manusia.
Wilayah perairan Indonesia merupakan sumber cangkang hewan invertebrate laut berkulit keras (Crustacea) yang mengandung kitin secara berlimpah. Kitin yang terkandung dalam Crustacea berada dalam kadar yang cukup tinggi berkisar 20-60%
tergantung spesies. Limbah berkitin di Indonesia yang dihasilkan saat ini sekitar 56.200 ton pertahun (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2000). Rajungan merupakan salah satu komoditas penting bagi hasil perikanan Indonesia.
            Kitin merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui kembali (renewable) dan dapat diekstrak dari limbah kepiting dan limbah udang. Kepiting mengandung persentase kitin paling tinggi (70%) diantara bangsa-bangsa krustasea, insekta, cacing maupun fungi. Kitin telah banyak digunakan untuk penjernihan air limbah, kosmetika, pengobatan dan kesehatan ternak serta berbagai feed addititive. Aktivitas kitin sebagai feed additive dapat meningkatkan kualitas makanan karena pengaruhnya berhubungan dengan serat makanan dan komponen fungsional, (Wiyatna, dkk, 2006).
B. Tujuan Praktikum
            Adapaun tujuan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1.        Untuk memberikan pengetahuan/pengalaman kepada mahasiswa tentang cara memformulasikan pakan ikan.
2.        Untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung cangkang kepiting terhadap pertumbuhan ikan nila gift.