I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Budidaya
ikan air tawar adalah salah satu usaha untuk meningkatkan produksi perikanan.
Dengan adanya budidaya ikan, diharapkan dapat menambah pendapatan masyarakat
khususnya petani ikan, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan devisa negara
dan dapat memenuhi permintaan masyarakat akan ikan.
Salah
satu jenis ikan air tawar introduksi yang berpeluang untuk dikembangkan adalah
ikan nila gift (Oreochromis niloticus
Linn). Ikan ini terkenal sebagai ikan yang sangat tahan terhadap perubahan
lingkungan hidup.
Menurut Mudjiman (2006),
Makanan merupakan faktor kunci yang sangat menentukan dalam keberhasilan
memelihara ikan secara umum. Kebutuhan
makan ikan berkisar antara 5–10 % dari bobot badannya perhari, frekuensi pemberian pakannya berkisar antara
2–5 kali dalam sehari semalam tergantung ukuran dan jenis ikan yang kita
pelihara, sedangkan prosentase protein pada pakannya berkisar antara 27–35 %. Pengaturan pemberian pakan penting dilakukan
agar makanan yang telah kita berikan sempurna dalam proses pencernaannya, ini
dimaksudkan agar makanan yang kita berikan terserap secara maksimal.
Untuk menekan biaya
produksi para petani dapat meramu dan membuat sendiri pakan buatan yang bahan
bakunya relatif mudah didapat dalam jumlah yang cukup banyak, serta harganya
murah karena bahan baku yang digunakan berupa limbah pertanian dan perikanan
yang bukan merupakan bahan konsumsi manusia.
Wilayah
perairan Indonesia merupakan sumber cangkang hewan invertebrate laut berkulit keras (Crustacea) yang mengandung kitin secara berlimpah.
Kitin yang terkandung dalam Crustacea
berada dalam kadar yang
cukup tinggi berkisar 20-60%
tergantung spesies. Limbah berkitin di
Indonesia yang dihasilkan saat ini sekitar 56.200 ton pertahun (Departemen
Kelautan dan Perikanan, 2000). Rajungan merupakan salah satu komoditas penting
bagi hasil perikanan Indonesia.
Kitin merupakan sumberdaya alam yang dapat
diperbaharui kembali (renewable) dan dapat diekstrak dari limbah kepiting dan
limbah udang. Kepiting mengandung persentase kitin paling tinggi (70%) diantara
bangsa-bangsa krustasea, insekta, cacing maupun fungi. Kitin telah banyak
digunakan untuk penjernihan air limbah, kosmetika, pengobatan dan kesehatan
ternak serta berbagai feed addititive. Aktivitas kitin sebagai feed additive
dapat meningkatkan kualitas makanan karena pengaruhnya berhubungan dengan serat
makanan dan komponen fungsional, (Wiyatna, dkk, 2006).
B. Tujuan Praktikum
Adapaun
tujuan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk memberikan
pengetahuan/pengalaman kepada mahasiswa tentang cara memformulasikan pakan
ikan.
2.
Untuk mengetahui pengaruh
penambahan tepung cangkang kepiting terhadap pertumbuhan ikan nila gift.