Terima kasih telah mengunjungi blog ini

Kamis, 27 Desember 2012

Saprolegnia sp


SAPROLEGNIA
Jamur terdapat di semua jenis perairan air tawar terutama yang mengandung banyak bahan organik. Jamur hidup sebagai saprofit pada jaringan tubuh, merupakan penyakit sejati, karena jamur tidak dapat menyerang ikan-ikan yang betul-betul sehat, melainkan menyerang ikan-ikan yang sudah luka atau lemah. Jamur khususnya Saprolegnia dapat menyerang semua jenis ikan di segala macam lingkungan. Tanda adanya jamur ini terlihat sebagai serabut putih seperti kapas yang tumbuh pada bagian tubuh ikan yang luka. Ikan yang diperlakukan kurang cermat waktu penangkapan dan pengangkutan sering menderita luka-luka yang kemudian tumbuh jamur.
Penyakit jamur terbesar kedua penyebab kematian pada akuakultur, terutama di budidaya kerang dan spesies ikan. Salah satu patogen paling merusak dan memiliki dampak ekonomi terbesar di sektor perikanan budidaya air tawar adalah jamur Saprolegnia parasitica (Ramaiah, 2006). Ini adalah endemik untuk semua habitat air tawar di dunia dan ikut bertanggung jawab atas penurunan populasi alami salmon dan lain ikan air tawar. Jamur yang umum adalah S. parasitica 'jamur air' (gambar 2) yang membentuk seperti kapas gumpalan bercabang terdiri dari filamen (miselium; Vandenberg 2008)
            Saprolegnia merupakan genus jamur yang termasuk dalam kelas Oomycetes. Dalam akuarium jamur ini kerap dipakai sebagai mana umum untuk serangan jamur yang menyerupai kapas pada permukaan tubuh ikan.
Saprolegnia atau dikenal juga sebagai “water molds” dapat menyerang ikan dan juga telur ikan. Mereka umum dijumpai pada air tawar maupun air payau. Jamur ini dapat tumbuh pada selang suhu 0 – 35 °C, dengan selang pertumbuhan optimal 15 – 30 °C. Pada umumnya, Saprolegnia akan menyerang bagian tubuh ikan yang terluka, dan selanjutnya dapat pula menyebar pada jaringan sehat lainnya. Serangan Saprolegnia biasanya berkaitan dengan kondisi kualitas air yang buruk, seperti sirkulasi air rendah, kadar oksigen terlarut rendah, atau kadar amonia tinggi, dan kadar bahan organik tinggi. Kehadiran Saproglegnia sering pula disertai dengan kahadiran infeksi bakteri Columnaris, atau parasit eksternal lainnya
KLASIFIKASI Saprolegnia sp
            Klasifikasi taksonomi Saprolegnia sp :
Kingdom : Fungi
Divisi : Oomycotina
Phylum : Phycomycetes
Class : Oomycetes
Ordo : Saprolegnialis
Famili : Saprolegniaceae
Genus : Saprolegnia
Spesies : Saprolegnia SP
            Saprolegnia SP merupakan jamur yang berfilamen, organisme tidak bersekat koenositik) yang hidup pada habitat air tawar dan untuk mendapatkan makanan mereka hidup secara saprofit atau parasit. Ciri lain yang dimiliki oleh Saprolegnia adalah memiliki sporangium yang berdiameter 100 mikron, lebih lebar dari hifanya. Miseliumnya berkembang di dalam substrat, sedangkan yang terlihat di luar substrat berfungsi untuk perkembangbiakan. Jika kita amati jamur ini dengan mikroskop, dibagian ujung miseliumnya akan tampak sporangium yang menghasilkan zoospora.
Saprolegnia SP mempunyai lingkar kehidupan yang kompleks, yang meliputi kedua reproduksi seksual dan aseksual. Reproduksi seksual melibatkan produksi dari antheridium dan oogonium gametangia, yang disatukan untuk fertilisasi. Spora aseksual dari saprolegnia melepaskan motile, zoospora utama. Zoospora utama hanya aktif dalam beberapa menit sebelum mereka encyst, berkecambah dan melepaskan zoospora kedua. Zoospora kedua lebih motile dalam periode waktu yang panjang dari pada zoospora utama dan dianggap sebagai bentuk pelepasan utama dari saprolegnia. Pengulangan lingkar dari encystment dan pelepasan, disebut “polyplanetism” , membiarkan zoospora kedua untuk membuat beberapa usaha menempatkan substrat yang cocok. Zoospora kedua menganggap infeksi spora dari Saprolegnia SP. Encystment (proses pengkistaan) berikutnya, zoospora kedua melepaskan rambutnya untuk penyerangan. Rambut tersebut juga digunakan untuk pengapungan, untuk mengurangi rata-rata sedimentasi, dan untuk pengenalan rangsangan sekumpulan fungal. Lebih dari spesies pathogenic dari Saprolegnia SP mempunyai rambut bengkok yang panjang. Perbedaan spesies dari saprolegnia mampu untuk berkecambah dibawah kondisi lingkungan dan tingkat gizi yang berbeda.
Saprolegnia SP merupakan jenis utama jamur air yang berhubungan dengan infeksi jamur terhadap ikan dan telur yang berada dalam air tawar. Infeksi ikan oleh saprolegnia disebut “saprolegniasis”. Pada umumnya, Saprolegnia SP akan menyerang bagian tubuh ikan yang terluka, dan selanjutnya dapat pula menyebar pada jaringan sehat lainnya.
Pada ikan, Saprolegnia SP menyerang jaringan-jaringan epidermis, pada umumnya bermula dari kepala atau sirip dan dapat menyebar ke seluruh permukaan tubuh. Kehadiran Saprolegnia SP biasanya ditandai dengan munculnya "benda" seperti kapas, berwarna putih, terkadang dengan kombinasi kelabu dan coklat, pada kulit, sirip, insang, mata atau telur ikan. Jamur akan tumbuh menempel pada jaringan otot dibawah kulit. Saprolegnia SP juga menginfeksi telur yang hampir mati dengan adhesi dan penetrasi terhadap membran telur dan dapat menyebarkan dari telur yang mati ke telur yang hidup.
PERKEMBANGBIAKAN Saprolegnia sp
Awal perkembangbiakan aseksual Saprolegnia sp adalah protoplasma yang banyak mengandung inti sel (terdapat dalam sporangium) akan terbagi-bagi menjadi beberapa bagian. Setiap bagian akan memperoleh satu inti sel yang berkembang menjadi zoospora dengan dua flagel sebagai alat geraknya . Selanjutnya, zoospora keluar dari sporangium kemudian melepaskan flagelnya sambil membentuk dinding selulosa. Jika zoospora ini sampai di tempat yang sesuai, maka tumbuh menjadi hifa baru.             
Perkembangbiakan seksual Saprolegnia sp ini dimulai dengan pembentukan oogonium dan anteridium pada ujung-ujung hifa yang berdekatan dan masing-masing mempunyai sekat pemisah.
TANDA-TANDA PENYAKIT
            Kehadiran Saprolegnia biasanya ditandai dengan munculnya “benda” seperti kapas, berwarna putih, terkadang dengan kombinasi kelabu dan coklat, pada kulit, sirip, insang, mata atau telur ikan. Apabila anda sempat melihatnya di bawah mikroskop maka akan tampak jamur ini seperti sebuah pohon yang bercabang-cabang.
PENCEGAHAN dan PERAWATAN
Serangan Saprolegnia dapat dihindari dengan melakukan perawatan yang baik terhadap kondisi akuarium, terutama dengan menjaga kualitas air selalu dalam kondisi optimal, hindari pemeliharaan ikan dengan kepadatan tinggi untuk mencegah terjadinya luka, dan selalu menjaga ikan agar mendapat gizi yang memadai. Apabila gejala serangan Saprolegnia ditemukan, segera lakukan evaluasi kualitas air akuarium anda dan lakukan koreksi yang diperlukan. Apabila kondisi serangan pada ikan parah, lakukan pengobatan. Selain dengan fungisida khusus ikan, perlakuan dengan PK, formalin dan povidone iodine dapat pula mengobati serangan Saprolegnia.
Diambil Dari Berbagai Sumber.

Minggu, 04 November 2012

Laporan Nutrisi Ikan


I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Budidaya ikan air tawar adalah salah satu usaha untuk meningkatkan produksi perikanan. Dengan adanya budidaya ikan, diharapkan dapat menambah pendapatan masyarakat khususnya petani ikan, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan devisa negara dan dapat memenuhi permintaan masyarakat akan ikan.
            Salah satu jenis ikan air tawar introduksi yang berpeluang untuk dikembangkan adalah ikan nila gift (Oreochromis niloticus Linn). Ikan ini terkenal sebagai ikan yang sangat tahan terhadap perubahan lingkungan hidup.
Menurut Mudjiman (2006), Makanan merupakan faktor kunci yang sangat menentukan dalam keberhasilan memelihara ikan secara umum.  Kebutuhan makan ikan berkisar antara 5–10 % dari bobot badannya perhari, frekuensi pemberian pakannya berkisar antara 2–5 kali dalam sehari semalam tergantung ukuran dan jenis ikan yang kita pelihara, sedangkan prosentase protein pada pakannya berkisar antara 27–35 %.  Pengaturan pemberian pakan penting dilakukan agar makanan yang telah kita berikan sempurna dalam proses pencernaannya, ini dimaksudkan agar makanan yang kita berikan terserap secara maksimal.
Untuk menekan biaya produksi para petani dapat meramu dan membuat sendiri pakan buatan yang bahan bakunya relatif mudah didapat dalam jumlah yang cukup banyak, serta harganya murah karena bahan baku yang digunakan berupa limbah pertanian dan perikanan yang bukan merupakan bahan konsumsi manusia.
Wilayah perairan Indonesia merupakan sumber cangkang hewan invertebrate laut berkulit keras (Crustacea) yang mengandung kitin secara berlimpah. Kitin yang terkandung dalam Crustacea berada dalam kadar yang cukup tinggi berkisar 20-60%
tergantung spesies. Limbah berkitin di Indonesia yang dihasilkan saat ini sekitar 56.200 ton pertahun (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2000). Rajungan merupakan salah satu komoditas penting bagi hasil perikanan Indonesia.
            Kitin merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui kembali (renewable) dan dapat diekstrak dari limbah kepiting dan limbah udang. Kepiting mengandung persentase kitin paling tinggi (70%) diantara bangsa-bangsa krustasea, insekta, cacing maupun fungi. Kitin telah banyak digunakan untuk penjernihan air limbah, kosmetika, pengobatan dan kesehatan ternak serta berbagai feed addititive. Aktivitas kitin sebagai feed additive dapat meningkatkan kualitas makanan karena pengaruhnya berhubungan dengan serat makanan dan komponen fungsional, (Wiyatna, dkk, 2006).
B. Tujuan Praktikum
            Adapaun tujuan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1.        Untuk memberikan pengetahuan/pengalaman kepada mahasiswa tentang cara memformulasikan pakan ikan.
2.        Untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung cangkang kepiting terhadap pertumbuhan ikan nila gift.

Senin, 02 Januari 2012

Bioremidiasi (Shering)

-          BIOREMIDIASI
-          Bioremediasi didefinisikan sebagai proses penguraian limbah organik/anorganik polutan secara biologi dalam kondisi terkendali dengan tujuan mengontrol, mereduksi atau bahkan mereduksi bahan pencemar dari lingkungan. Penguraian senyawa kontaminan ini umumnya melibatkan mikroorganisme (khamir, fungi, dan bakteri).
-          Bioremidiasi adalah pemanfaatan organisma untuk membersihkan senyawa pencemar dari lingkungan. Pada proses ini terjadi biotransformasi atau biodetoksifikasi senyawa toksik menjadi senyawa yang kurang toksik atau tidak toksik. Proses utama pada bioremidiasi adalah biodegradasi, biotransformasi dan biokatalis.
                                                                                    
-          Bioremediasi adalah proses penguraian limbah organik/anorganik polutan secara biologi dalam kondisi terkendali dengan tujuan mengontrol,  mereduksi atau bahkan mereduksi bahan pencemar dari lingkungan.
Yang termasuk dalam polutan-polutan antara lain :
- logam-logam berat,
- petroleum hidrokarbon, dan
- senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida dll.
-      Tujuan Bioremediasi : untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
Kelebihan teknologi ini adalah:
1. Relatif lebih ramah lingkungan,
2. Biaya penanganan yang relatif lebih murah
3. Bersifat fleksibel.
Bioremediasi terbagi 2 :
1. In situ : dapat dilakukan langsung di lokasi tanah tercemar 
 2. Ex situ : tanah tercemar digali dan dipindahkan ke dalam penampungan yang lebih terkontrol. Lalu diberi perlakuan khusus dengan memakai mikroba.
Bioremediasi ex-situ bisa lebih cepat dan mudah dikontrol. Dibanding in-situ, ia pun mampu me-remediasi jenis kontaminan dan jenis tanah yang lebih beragam.
Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi:
1.        Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan nutrien, pengaturan kondisi redoks, optimasi pH, dsb
2.        Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus
3.        Penerapan immobilized enzymes
4.        Penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah pencemar.

Probiotik Pada Ikan



-          PROBIOTIK
-          Probiotik adalah istilah yang digunakan pada mikroorganisme hidup yang dapat memberikan efek baik atau kesehatan pada organisme lain/inangnya beberapa contoh pada makanan suplemen diet yang mengandung bakteri berguna dengan asam laktat bakteri (lactic acid bacteria – LAB) sebagai mikroba yang paling umum dipakai. LAB telah dipakai dalam industri makanan bertahun-tahun karena mereka mampu untuk mengubah gula (termasuk laktosa) dan karbohidrat lain menjadi asam laktat. Ini tidak hanya menyediakan rasa asam yang unik dari dairy food fermentasi seperti susu fermentasi, tapi juga berperan sebagai penyedia, dengan cara mengurangi pH dan membuat kesempatan organisme merugikan untuk tumbuh lebih sedikit.
Pada awalnya, penggunaan probiotik hanya diaplikasikan pada manusia dan hewan ternak yang diberikan sebagai suplemen dalam makanan. Namun pada akhir tahun 1980 muncul publikasi pertama mengenai kontrol biologi dalam akuakultur, dan sejak itu penelitian tentang probiotik dalam akuakultur terus meningkat (Verschuere et al. 2000).
Probiotik terdiri dari dua kata yaitu, pro yang berarti mendukung (lawan katanya anti yang berarti melawan) dan biotik yang berarti lingkungan hidup. Bisa disimpulkan, probiotik adalah mikroorganisme hidup yang sengaja diberikan dengan harapan memberikan efek yang menguntungkan bagi kesehatan inang. Selain itu probiotik diartikan sebagai mikroorganisme hidup yang apabila dikonsumsi oleh inangnya (ternak, ikan, maupun manusia) akan memberikan pengaruh menguntungkan baginya dengan memperbaiki lingkungan mikrobiota yang ada dalam sistem pencernaan (Fuuler 1989 dalam Verschuere et al. 2000).
Probiotik dalam akuakultur menurut Moriarty (1999) meliputi penambahan bakteri ke dalam tangki dan kolam dimana hewan air hidup, karena bakteri tersebut memodifikasi komposisi bakteri dalam  air dan sedimen. Selanjutnya Verschuere et al. (2000) menambahkan penjelasan bahwa pada hewan akuatik, selain saluran pencernaan, air di sekeliling organisme tersebut juga memegang peranan penting, Sehingga probiotik untuk hewan akuatik adalah agen mikro hidup yang memberikan pengaruh menguntungkan pada inang dengan memodifikasi komunitas mikroba atau berasosiasi dengan inang, menjamin perbaikan dalam penggunaan pakan atau memperbaiki nilai nutrisinya, memperbaiki respon inang terhadap penyakit atau memperbaiki respon inang terhadap penyakit atau memperbaiki kualitas lingkungan ambangnya.
Probiotik dalam media budidaya perikanan, berfungsi sebagai pengatur kondisi mikrobiologi di air atau sedimen, membantu mengatur atau memperbaiki kualitas air, meningkatkan keragaman mikroorganisme dalam air atau sedimen serta meningkatkan kesehatan ikan dengan menghambat efek bakteri patogen. Bakteri probiotik dapat meningkatkan kesehatan ikan dan memperbaiki kualitas air serta digunakan sebagai pakan tambahan sehingga dapat memacu pertumbuhan dan mencegah terjadinya serangan penyakit. Bakteri probiotik apabila masuk kedalam tubuh ikan, udang dan moluska akan berfungsi sebagai immunostimulan yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap bakteri patogen (Susanto et al. 2005).
Penggunaan probiotik dapat dikategorikan sebagai agensia pengendalian biologis (biological control) karena perannya dalam membatasi atau membunuh hama dan penyakit. Dalam akuakultur, sebagai pengendalian biologis melalui makanan, probiotik juga berperan dalam peningkatan kualitas air media pemeliharaan ikan. Biokontrol digambarkan sebagai penggunaan musuh alami untuk mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh organisme merugikan sampai batas yang dapat ditoleransi (Debach dan Rosen 1991 dalam Gomez-Gill 2000) atau lebih tepatnya, kontrol atau pengendalian populasi yang merusak dengan menggunakan musuh alami (Smith 1991 dalam Gomez-Gill 2000).
Probiotik sebagai agen pengurai (bioremediasi) merupakan kelompok bakteri menguntungkan seperti Nitrosomonas, Cellumonas, Bacillus sp, dan Nitrobacter. Dalam usaha budidaya perikanan dapat digunakan baik secara langsung dengan ditebarkan ke dalam air atau melalui perantara makanan (Khasani 2007). Menurut Ali (2000) bahwa penggunaan probiotik ke dalam air pemeliharaan ikan dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap kesehatan ikan karena probiotik tersebut akan mengubah komposisi bakteri di dalam air dan sedimen sehingga dapat memperbaiki beberapa parameter kualitas air dan meningkatkan kelangsungan hidup benih ikan.
Menurut Verschuere et al. (2000) mekanisme kerja probiotik meliputi (1) Produksi senyawa inhibitor, (2) Kompetisi untuk senyawa atau sumber energi yang tersedia (3) perbaikan kualitas air, (4) sumber makro dan mikro nutrient (5) kontribusi enzim untuk pencernaan. Sedangkan menurut Fuller (1992) faktor yang mempengaruhi respon inang terhadap probiotik antara lain: komposisi mikroflora inang, dosis yang digunakan, umur dan spesies atau strain hewan inang, dan kualitas probiotik.
Beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan probiotik dengan pengaruh positif yang optimal bagi inangnya menurut Shortt (1999) meliputi (1) Spesies bakteri probiotik merupakan mikroflora normal usus sehingga bakteri tersebut lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan usus. (2) Tidak bersifat patogen. (3) Memiliki kemampuan untuk menempel dan mengkolonisasi sel usus. (4) Memiliki aktivitas antagonistik terhadap mikroba patogen enterik. (5) Terbukti memiliki pengaruh yang menguntungkan pada kesehatan. (6) Bakteri probiotik diharapkan memiliki jumlah sel hidup yang besar (106 sampai 109).
Beberapa penelitian mengenai bakteri probiotik dengan menggunakan berbagai dosis telah banyak dilakukan baik melalui pakan maupun ke media pemeliharaan. Nikoskelainen et al. (2001) menggunakan probiotik Lactobacillus rhamnosus dengan dosis 109 CFU/g pakan dan 1012 CFU/g pakan untuk menanggulangi Furunculosis pada ikan rainbow trout (Onchoryncus mykiss), kelangsungan hidup tertinggi justru diperoleh pada perlakuan probiotik dengan dosis 109 CFU/ml. Malau (2003) dalam penelitiannya juga menggunakan bakteri SKT-b dan BL542 serta kombinasi keduanya menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup larva udang windu yang tertinggi  pada perlakuan yang diberi bakteri SKT-b (90 %) dengan konsentrasi 106 CFU/ml dan diinfeksi Vibrio harveyi  setelah 6 jam dengan konsentrasi 103 CFU/ml.
Rahmadiarti (2009) menunjukkan bahwa pada benih ikan nila dengan kepadatan 40 ekor/200L dan bobot rata-rata 5 gram/ekor menunjukan bahwa penggunaan probiotik Epicin Pond Direct dengan dosis 3 mg/L memberikan pengaruh tertinggi dengan 1,92% untuk laju pertumbuhan dan 51,53% untuk efisiensi pemberian pakan.